Tuesday, 1 January 2013

Perjanjian manusia di alam roh



Adakah manusia ingat bahawa setiap daripada kita telah berbai'at kepada Allah dan telah berikrar dan berjanji untuk b ertuhankan kepada Allah di alam Roh ? Tentunya tidak ingat atau tidak tahu langsung kerana khabar beritanya sudah begitu lama, lalu Allah peringatkan kembali melalui FirmanNya ayat An Nahl 89 yang maksudnya: 

"Dan Kami turunkan kepada kamu al kitab (al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan khabar gembira bagi orang yang menyerahkan dirinya"

Ayat di atas memungkinkan kepada manusia supaya jangan lagi mengadakan alasan-alasan untuk menafikan bahawa dia tidak pernah berjanji dan tidak mengenali Allah kerana Allah telah terangkannya di dalam al Quran seperti ayat al A'araf 172 yang bermaksud:

".. Bukankah Aku ini Tuhan kamu ? Maka semua menjawab (manusia) Benar ! Engkaulah Tuhan kami, kami menjadi saksi, dan yang demikian supaya kamu tidak berkata pada hari qiamat Kami adalah lalai"

Dan ayat ini di kokohkan lagi oleh ingatan Allah kepada manusia melalui An Nahl ayat 91 yang bermaksud : 

"Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah kamu itu sesudah kamu mengokohkannya ..."

Dengan ayat yang di atas rasanya tiada alasan bagi manusia hendak menolak yang kita pernah mengenali Allah kerana Allah telah ingatkan kita dengan menurunkan ayat-ayatNya, pokok persoalannya siapa diri kita yang sebenarnya yang pernah berjanji itu dan bagaimana keadaannya? dan bagaimana pula keadaan Allah ketika itu ? Apa yang kita tahu Allah juga telah menyatakan keadaaNya berupa Zat Laisa kamishli syaiun ( tidak berupa apa jugapun) dan semua ini telah di terangkan oleh Allah bagi orang-orang yang menyerahkan dirinya. Orang yang telah menyerahkan dirinya ? Persoalan timbul diri yang mana yang hendak di serahkan dan bagaimanakah kendak menyerahkannya dalam erti kata Tawakkal 'Alallah !

Ada pandangan dari ulama khlaf bahawa terlalu sukar untuk menyerahkan diri kerana adanya kejadian jasad yang anasirnya sebagai penghalang untuk mempraktikkan bertawakkal kepada Allah kerana sifat jasad itu anasirnya dari atom-atom tanah,air,api dan angin yang kuasanya mampu menghalang dari bertawakkal sedangkan Allah bagi tahu bahawa jasad atau anasir jasad di jadilan hanyalah untuk menjadi saksi sajaha atas perbuatan manusia jadi apa kuasa penghalang yang ada padanya ? Sebagaimana firman Allah dalam surah Al Qiyamah ayat 14 dan 15 yang bermaksud: 

" Bahkan manusia itu anggotanya menjadi saksi terhadap dirinya sendiri walaupun ia memberikan alasan-alasannya (untuk membela diri) "



IKRAR MANUSIA BERTUHANKAN ALLAH DI ALAM ROH

Ada nas yang manusia itu telah berikrar kepada Allah bahawa mereka akur berTuhankan ALLAH semasa mereka di alam Roh lagi ketika zaman itu Allah belum lagi mencipta alam yang lain, manusia yang di maksudkan di sini adalah tanpa jasad iaitu Rohani yang lengkap Nyawa, akal, nafsu dan roh , maka ke empat-empat inilah yang di katakan manusia, mereka apabila telah di cipta oleh Tuhan maka di tempatkan di alam Roh dan di sanalah mereka ini di ambil saksi oleh penciptaNya dengan bertanyakan kepada mereka seperti yang di nyatakan oleh Allah pada surah Al A'araf 172

Pada zaman tersebut hanya saksi daripada manusia sahaja yang di ambil sedangkan ibadat mereka belum lagi di perintah oleh Allah kerana jasad mereka belum lagi di cipta oleh Tuhan ini bererti diri manusia itu tidak boleh beribadat melainkan ia memiliki jasad sebagai saksi atas perbuatan atau gerak geri ataupun ibadat mereka sebab itu Allah terangkan kepada kita bahawa anggota manusia itu sebagai saksi terhadap dirinya sendiri walaupun ia memberi alasan untuk membela diri Al Qiyamah 14 dan 15

Nah sekarang jelas bahawa diri manusia yang bernama Rohani itu tetap juga mahu berbohong kepada Allah sekalipun dia telah berikrar mahu berTuhankan kepada Allah semasa ia di alam Roh, apakah ikrar manusia mahu berTuhankan kepada Allah semasa di alam Roh ? Ikrar manusia ialah apabila manusia berkata "Ana 'abduka Ibni 'abduka la ma'abud ghoirika illa Anta" (aku hamba Kamu, anak-anak hamba Kamu, aku tidak meng'abdikan diriku melainkan kepada Kamu) yang membawa maksud "Tiada Tuhan yang aku sembah melainkan Allah " ertinya di alan tersebut buat pertama kalinya kaliamah ikrar itu di lafazkan iaitu LA ILAHA ILLALLAH MUHAMMADARRASULLULLAH

Maka sejak di alam Rohlah juga manusia mengakui bahawa dirinya hamba kepada Tuhan ertinya ikut semua perintah Allah dan tinggalkan laranganNya yang membawa maksud Lillahi Ta'ala, maka itulah maksud LA ILAHA ILLALLAH, so sekarang kita bagaimana ? Adakah kerja buat kita sekarang berasaskan Lillahi Ta'ala atau sebaliknya ? Umpamanya kerja-kerja mungkar adakah Lillahi ta'ala ? Kerana itu ada tegah dan ada suruh walaupun pada hakikatnya semua itu datang dari Allah "kullum min 'indillah" (segala sesuatu itu datang dari Allah) pada bab ini kita kena belajar qada dan qadar pula supaya tidak terkeliru

Sebaik saja kita di ambil kesaksian maka tinggallah kita di alam Roh menunggu arahan daripada Allah bila kita dapat menjadi hamba kepadaNya untuk menjalankan amanat La Illaha illallah ? Jawabnya sehingga Allah menjadikan Adam manusia pertama yang Allah jadikan dari bahan zat tanah, air, api dan angin bukan dari tanah yang kita fahami sekarang ini, ia adalah dari istilah-istilah sain iaitu atom-atom yang halus yang terdiri dari jauhar fardhi ataupun jirim dan jisim yang bahasa sekarang di kenali sebagai atom, neutron, proton, ion, elektron, neukles dan sebagainya


TUJUAN HIDUP MANUSIA

Sebagai umat manusia kita perlu bertanya kepd diri sendiri, tujuannya apa kita hidup didunia ini? Tiada lain untuk mendapatkan kebahagiaan dunia dan akherat, sebagaimana yg tercantum dalam doa:

"Rabbana aatina fiddun-yaa hasanah wafil akhirati hasana, waqinaa adzabannar".
Untuk mencapai kebahagiaan didunia kita harus berusaha menjadi Ahsani taqwim dan Kholifah fil Ardhi. Terus bagaimana mencapai kehidupan akherat? Detik ini adalah akhirat bukan nanti, sebab batas kehidupan akhirat adalah kematian ( berpisahnya ruh dan jasad ) sebagaimana firman Alloh Swt: " Setiap yg berjiwa pasti merasakan mati. "( QS. Ali Imran : 185 )

Kalau kita bicara kepastian maka mati adalah suatu hal yg pasti kita alami semua. Namun kita perlu bertanya kepada diri sendiri. KEMANA KITA SESUDAH MATI? Kembali lagi Al-Qur'an memberi petunjuk sesungguhnya kita berasal dari Alloh dan akan kembali kepada Alloh. " Sesungguhnya kami adalah milik Alloh dan kepada-Nya lah kami kembali." ( QS Al-Baqorah :156 ).

Apa benar kta akan kembali kesana? Bagi para penempuh jalan spiritual tentu akan bertanya. BAGAIMANA CARANYA ( METODENYA ) KITA BISA KEMBALI KESANA?Mari kita kaji diri bahwa manusia bisa dibedakan menjadi dua bagian utama yaitu unsur fisik dan unsur Ruhani.Ketika manusia mengalami kematian, jasad dikembalikan keasalnya yaitu yg berasal dari tanah kembali ketanah, yg berasal dari Air kembali ke Air, yg berasal dari Udara kembali ke Udara dan yg berasal dari Api kembali ke Api. Kesemuanya itu akan terurai menjdi unsur2 diatas menjadi benda mati kembali. Lalu kita perlu bertanya,

BAGAIMANA DENGAN RUHANI KITA? Ternyata ada syaratnya agar ruhani bisa kembali kepada Tuhannya. Jiwa yg diterima atau dipanggil Alloh ada ktriteria dan batasannya seperti yg dikatakan didalam Al-Qur'an sbb:" Hai jiwa yg tenang ( suci ) kembalilah kepada Tuhanmu dg hati yg ridho lagi diridhoi-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba2-Ku dan masuklah kedalam syurgaku." ( QS Al Fajr :27-30 )

Maka kita perlu bertanya lagi kepada diri sendiri.BAGAIMANA CARANYA MENDIDIK JIWA (RUHANI) AGAR DAPAT NAIK KEARAH YG LEBIH TINGGI? Caranya tidak lain adalah sebagaimana tercantum didalam Al Qur'an sbb:" Beruntunglah manusia yg membersihkan jiwa dg berdzikir ( mengingat ) Nama Tuhannya dan mendirikan sholat." ( QS Al A'Ala : 14-15 ) Dengan kata lain manusia bisa membersihkan ( mensucikan ) jiwanya adalah dengan mencari seorang Guru Mursyid dan mentalqin kalimat Laa Ilaaha illalloh kedalam ruhaninya dengan Alat dzikrulloh metode seperti ini didalam Al-Qur'an dinamakan THORIQAT.
" Dan bahwasanya jikalau mereka berjalan lurus diatas jalan ( metode ) yg benar, niscaya akan Kami turunkan hujan (Rahmat) yg lebat kemenangan/nikmat yg banyak." ( QS Al Jin :16 )


TIGA ISTILAH TAPI HAKIKATNYA SATU ITULAH ROH

Walaupun mempunyai tiga nama atau 3 istilah tetapi hakikatnya sama. Cuman peranannya yg berbeda. Dg peranan itulah yg menjadikan namanya tdk sama.

1. AKAL
Jika Ia dipanggil dg akal diwaktu ia berfikir, mengkaji, menilai, memperhati dan menyelidik.
2. ROH ( HATI/NYAWA )
Apabila Akal ini berperasaan seperti sedih, marah, senang, terhibur, gembira dan sebagainya ia dipanggil dg sebutan Roh.
3. NAFSU
Ketika Roh ini sedang berkehendak, berkemauan baik yg positif atau pun yg negatif, baik atau buruk, yg dibenarkan atau tidak, yg halal atau yg haram diwaktu maka ia dipanggil Nafsu.

Untuk mempermudah pemahaman diatas bisa dikiaskan contoh;
1. Manusia bila berbohong dinamakan pembohong.
2. Manusia bila menipu dinamakan penipu
3. Manusia jika korupsi dinamakan koruptor
4. Manusia apabila mencuri dinamakan pencuri dan lain-lainnya. Dinamakan pembohong, penipu, pencuri, koruptor hakikatnya adalah orang yg sama. Cuman namanya saja yg berbeda bila bertukar.



PANCARAN NUR ILAHI MELAHIRKAN KEYAKINAN ILMU YAQIN, AINUL YAQIN DAN HAQQUL YAQIN

Nur adalah kendaraan dan juga tentara hati. Sebagaimana Kegelapan adalah tentara Nafsu. Tanpa Nur yg berasal dari Alloh yaitu melalui Wasilah seorang Mursyid tidak mungkin wushul illalloh.

Karena Nur adalah kendaraan bagi hati untuk sampai kehadirantnya. Hati umpama badan dan Roh adalah Nyawa. Roh pula yg terkait dg Alloh Swt, keterkaitan itu dinamakan As-sirr ( Rahasia ). Roh menjadi nyawa ke pd Hati dan Sirr menjadi nyawa ke pd Roh atau dp pula dikatakan bahwa hakikat hati adlh roh dan hakikat roh adlh sirr. Karena sirr adlh hakikat ke pd sekalian yg maujud. Nur ilahi ( yg diperoleh lewat wasilah mursyid ) menerangi hati, roh dan sirr. Sehingga dg nur ilahi inilah terbuka tabir hakikat2 ilmu dan amal.

Orang yg mengambil hakikat dari buku2 atau ucapan orang lain, bukanlah hakikat yg sebenarnya tetapi hanyalah sangkaan dan khayalan belaka. Jika ingin mencapai hakikat yg sejati? perlulah mengambil seorang Mursyid sbg murabbi ( pembimbing ) ruhanimu dan mengambil talqin dzikir sebagai pembersih hati.Jika sudah menemukan seorang mursyid, serahkan semua hidupmu pd beliau dan berhidmatlah sepenuh jiwa raga serta mengamalkan dzikir dg istiqomah sesuai dg petunjuknya.Kemudian bersabarlah niscaya engkau akan dibukakan rahasia2 ilmu dan amal itu. insya Alloh, melalui beberapa peningkatan dalam proses mengenal Tuhan. Pada tahap awal terbukalah mata hati dan Nur kalbu memancar menerangi akalnya.

Seorang mukmin yg akalnya diterangi nur kalbu ia akan merasa dekat dg Tuhannya. Karena ia melihat dg ilmunya dan mendapat keyakinan yg dinamakan ILMU YAKIN. sehingga Ilmu berhenti disitu. Pada tahap kedua mata hati sudah dapat menyaksikan sifat2 Alloh, Ia tidak lagi melihat dg mata ilmu tetapi memandang dg mata hati. Memandang atau melihat dg mata hati itulah yg dinamakan KASYAF. Kasyaf melahirkan pengenalan ( makrifat ). Sesorang yg mendapat keyakinan melalui kasyaf itulah yg dinamakan AINUL YAKIN.

Pada tahap ainul yaqin makrifatnya ghaib dari dirinya sendiri. Maksud ghaib disini adalah hilang perhatian dan Tahap ketiga adalah penyaksian yg paling tinggi ialah penyaksian yg hakiki oleh mata hati atau penyaksian yg haq atau yg sering disebut HAQQUL YAKIN.

Pada tahap ini mata hati sudah tidak lagi melihat kepada ketiadaan dirinya atau kewujudan dirinya, tetapi Alloh dilihat dalam segala sesuatu, kegala kejadian, dalam diam dan dalam tutur katanya adalah firman Alloh atau yg disebut Al-Quranul Adhim.Penyaksian hakiki mata hati melihat-Nya tanpa dinding penutup antara kita dengan-Nya. Tiada lagi antara Ruang dan waktu antara kita dengan-Nya Itulah penyaksian seorang mursyid




No comments:

Post a Comment