Adakah manusia ingat bahawa setiap daripada kita telah
berbai'at kepada Allah dan telah berikrar dan berjanji untuk b ertuhankan
kepada Allah di alam Roh ? Tentunya tidak ingat atau tidak tahu langsung kerana
khabar beritanya sudah begitu lama, lalu Allah peringatkan kembali melalui
FirmanNya ayat An Nahl 89 yang maksudnya:
"Dan Kami turunkan kepada kamu al kitab (al Quran)
untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan khabar gembira
bagi orang yang menyerahkan dirinya"
Ayat di atas memungkinkan kepada manusia supaya jangan lagi
mengadakan alasan-alasan untuk menafikan bahawa dia tidak pernah berjanji dan
tidak mengenali Allah kerana Allah telah terangkannya di dalam al Quran seperti
ayat al A'araf 172 yang bermaksud:
".. Bukankah Aku ini Tuhan kamu ? Maka semua menjawab
(manusia) Benar ! Engkaulah Tuhan kami, kami menjadi saksi, dan yang demikian
supaya kamu tidak berkata pada hari qiamat Kami adalah lalai"
Dan ayat ini di kokohkan lagi oleh ingatan Allah kepada
manusia melalui An Nahl ayat 91 yang bermaksud :
"Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu
berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah kamu itu sesudah kamu
mengokohkannya ..."
Dengan ayat yang di atas rasanya tiada alasan bagi manusia hendak
menolak yang kita pernah mengenali Allah kerana Allah telah ingatkan kita
dengan menurunkan ayat-ayatNya, pokok persoalannya siapa diri kita yang
sebenarnya yang pernah berjanji itu dan bagaimana keadaannya? dan bagaimana
pula keadaan Allah ketika itu ? Apa yang kita tahu Allah juga telah menyatakan
keadaaNya berupa Zat Laisa kamishli syaiun ( tidak berupa apa jugapun) dan
semua ini telah di terangkan oleh Allah bagi orang-orang yang menyerahkan
dirinya. Orang yang telah menyerahkan dirinya ? Persoalan timbul diri yang mana
yang hendak di serahkan dan bagaimanakah kendak menyerahkannya dalam erti kata
Tawakkal 'Alallah !
Ada pandangan dari ulama khlaf bahawa terlalu sukar untuk
menyerahkan diri kerana adanya kejadian jasad yang anasirnya sebagai penghalang
untuk mempraktikkan bertawakkal kepada Allah kerana sifat jasad itu anasirnya
dari atom-atom tanah,air,api dan angin yang kuasanya mampu menghalang dari
bertawakkal sedangkan Allah bagi tahu bahawa jasad atau anasir jasad di jadilan
hanyalah untuk menjadi saksi sajaha atas perbuatan manusia jadi apa kuasa
penghalang yang ada padanya ? Sebagaimana firman Allah dalam surah Al Qiyamah
ayat 14 dan 15 yang bermaksud:
" Bahkan manusia itu anggotanya menjadi saksi terhadap
dirinya sendiri walaupun ia memberikan alasan-alasannya (untuk membela diri)
"
IKRAR MANUSIA BERTUHANKAN ALLAH DI ALAM ROH
Ada nas yang manusia itu telah berikrar kepada Allah bahawa
mereka akur berTuhankan ALLAH semasa mereka di alam Roh lagi ketika zaman itu
Allah belum lagi mencipta alam yang lain, manusia yang di maksudkan di sini
adalah tanpa jasad iaitu Rohani yang lengkap Nyawa, akal, nafsu dan roh , maka
ke empat-empat inilah yang di katakan manusia, mereka apabila telah di cipta
oleh Tuhan maka di tempatkan di alam Roh dan di sanalah mereka ini di ambil
saksi oleh penciptaNya dengan bertanyakan kepada mereka seperti yang di
nyatakan oleh Allah pada surah Al A'araf 172
Pada zaman tersebut hanya saksi daripada manusia sahaja yang
di ambil sedangkan ibadat mereka belum lagi di perintah oleh Allah kerana jasad
mereka belum lagi di cipta oleh Tuhan ini bererti diri manusia itu tidak boleh
beribadat melainkan ia memiliki jasad sebagai saksi atas perbuatan atau gerak
geri ataupun ibadat mereka sebab itu Allah terangkan kepada kita bahawa anggota
manusia itu sebagai saksi terhadap dirinya sendiri walaupun ia memberi alasan
untuk membela diri Al Qiyamah 14 dan 15
Nah sekarang jelas bahawa diri manusia yang bernama Rohani
itu tetap juga mahu berbohong kepada Allah sekalipun dia telah berikrar mahu
berTuhankan kepada Allah semasa ia di alam Roh, apakah ikrar manusia mahu
berTuhankan kepada Allah semasa di alam Roh ? Ikrar manusia ialah apabila
manusia berkata "Ana 'abduka Ibni 'abduka la ma'abud ghoirika illa
Anta" (aku hamba Kamu, anak-anak hamba Kamu, aku tidak meng'abdikan diriku
melainkan kepada Kamu) yang membawa maksud "Tiada Tuhan yang aku sembah
melainkan Allah " ertinya di alan tersebut buat pertama kalinya kaliamah
ikrar itu di lafazkan iaitu LA ILAHA ILLALLAH MUHAMMADARRASULLULLAH
Maka sejak di alam Rohlah juga manusia mengakui bahawa
dirinya hamba kepada Tuhan ertinya ikut semua perintah Allah dan tinggalkan
laranganNya yang membawa maksud Lillahi Ta'ala, maka itulah maksud LA ILAHA
ILLALLAH, so sekarang kita bagaimana ? Adakah kerja buat kita sekarang
berasaskan Lillahi Ta'ala atau sebaliknya ? Umpamanya kerja-kerja mungkar
adakah Lillahi ta'ala ? Kerana itu ada tegah dan ada suruh walaupun pada
hakikatnya semua itu datang dari Allah "kullum min 'indillah" (segala
sesuatu itu datang dari Allah) pada bab ini kita kena belajar qada dan qadar
pula supaya tidak terkeliru
Sebaik saja kita di ambil kesaksian maka tinggallah kita di
alam Roh menunggu arahan daripada Allah bila kita dapat menjadi hamba kepadaNya
untuk menjalankan amanat La Illaha illallah ? Jawabnya sehingga Allah
menjadikan Adam manusia pertama yang Allah jadikan dari bahan zat tanah, air,
api dan angin bukan dari tanah yang kita fahami sekarang ini, ia adalah dari
istilah-istilah sain iaitu atom-atom yang halus yang terdiri dari jauhar fardhi
ataupun jirim dan jisim yang bahasa sekarang di kenali sebagai atom, neutron,
proton, ion, elektron, neukles dan sebagainya
TUJUAN HIDUP MANUSIA
Sebagai umat manusia kita perlu bertanya kepd diri sendiri,
tujuannya apa kita hidup didunia ini? Tiada lain untuk mendapatkan kebahagiaan
dunia dan akherat, sebagaimana yg tercantum dalam doa:
"Rabbana aatina fiddun-yaa hasanah wafil akhirati
hasana, waqinaa adzabannar".
Untuk mencapai kebahagiaan didunia kita harus berusaha
menjadi Ahsani taqwim dan Kholifah fil Ardhi. Terus bagaimana mencapai
kehidupan akherat? Detik ini adalah akhirat bukan nanti, sebab batas kehidupan
akhirat adalah kematian ( berpisahnya ruh dan jasad ) sebagaimana firman Alloh
Swt: " Setiap yg berjiwa pasti merasakan mati. "( QS. Ali Imran : 185
)
Kalau kita bicara kepastian maka mati adalah suatu hal yg
pasti kita alami semua. Namun kita perlu bertanya kepada diri sendiri. KEMANA
KITA SESUDAH MATI? Kembali lagi Al-Qur'an memberi petunjuk sesungguhnya kita
berasal dari Alloh dan akan kembali kepada Alloh. " Sesungguhnya kami
adalah milik Alloh dan kepada-Nya lah kami kembali." ( QS Al-Baqorah :156
).
Apa benar kta akan kembali kesana? Bagi para penempuh jalan
spiritual tentu akan bertanya. BAGAIMANA CARANYA ( METODENYA ) KITA BISA
KEMBALI KESANA?Mari kita kaji diri bahwa manusia bisa dibedakan menjadi dua
bagian utama yaitu unsur fisik dan unsur Ruhani.Ketika manusia mengalami
kematian, jasad dikembalikan keasalnya yaitu yg berasal dari tanah kembali
ketanah, yg berasal dari Air kembali ke Air, yg berasal dari Udara kembali ke
Udara dan yg berasal dari Api kembali ke Api. Kesemuanya itu akan terurai
menjdi unsur2 diatas menjadi benda mati kembali. Lalu kita perlu bertanya,
BAGAIMANA DENGAN RUHANI KITA? Ternyata ada syaratnya agar
ruhani bisa kembali kepada Tuhannya. Jiwa yg diterima atau dipanggil Alloh ada
ktriteria dan batasannya seperti yg dikatakan didalam Al-Qur'an sbb:" Hai
jiwa yg tenang ( suci ) kembalilah kepada Tuhanmu dg hati yg ridho lagi
diridhoi-Nya. Maka masuklah kedalam jamaah hamba2-Ku dan masuklah kedalam
syurgaku." ( QS Al Fajr :27-30 )
Maka kita perlu bertanya lagi kepada diri sendiri.BAGAIMANA
CARANYA MENDIDIK JIWA (RUHANI) AGAR DAPAT NAIK KEARAH YG LEBIH TINGGI? Caranya
tidak lain adalah sebagaimana tercantum didalam Al Qur'an sbb:"
Beruntunglah manusia yg membersihkan jiwa dg berdzikir ( mengingat ) Nama
Tuhannya dan mendirikan sholat." ( QS Al A'Ala : 14-15 ) Dengan kata lain
manusia bisa membersihkan ( mensucikan ) jiwanya adalah dengan mencari seorang
Guru Mursyid dan mentalqin kalimat Laa Ilaaha illalloh kedalam ruhaninya dengan
Alat dzikrulloh metode seperti ini didalam Al-Qur'an dinamakan THORIQAT.
" Dan bahwasanya jikalau mereka berjalan lurus diatas jalan (
metode ) yg benar, niscaya akan Kami turunkan hujan (Rahmat) yg lebat
kemenangan/nikmat yg banyak." ( QS Al Jin :16 )
TIGA ISTILAH TAPI HAKIKATNYA SATU ITULAH ROH
Walaupun mempunyai tiga nama atau 3 istilah tetapi
hakikatnya sama. Cuman peranannya yg berbeda. Dg peranan itulah yg menjadikan
namanya tdk sama.
1. AKAL
Jika Ia dipanggil dg akal diwaktu ia berfikir, mengkaji,
menilai, memperhati dan menyelidik.
2. ROH ( HATI/NYAWA )
Apabila Akal ini berperasaan seperti sedih, marah, senang,
terhibur, gembira dan sebagainya ia dipanggil dg sebutan Roh.
3. NAFSU
Ketika Roh ini sedang berkehendak, berkemauan baik yg
positif atau pun yg negatif, baik atau buruk, yg dibenarkan atau tidak, yg
halal atau yg haram diwaktu maka ia dipanggil Nafsu.
Untuk mempermudah pemahaman diatas bisa dikiaskan contoh;
1. Manusia bila berbohong dinamakan pembohong.
2. Manusia bila menipu dinamakan penipu
3. Manusia jika korupsi dinamakan koruptor
4. Manusia apabila mencuri dinamakan pencuri dan
lain-lainnya. Dinamakan pembohong, penipu, pencuri, koruptor hakikatnya adalah
orang yg sama. Cuman namanya saja yg berbeda bila bertukar.
PANCARAN NUR ILAHI MELAHIRKAN KEYAKINAN ILMU YAQIN, AINUL
YAQIN DAN HAQQUL YAQIN
Nur adalah kendaraan dan juga tentara hati. Sebagaimana
Kegelapan adalah tentara Nafsu. Tanpa Nur yg berasal dari Alloh yaitu melalui
Wasilah seorang Mursyid tidak mungkin wushul illalloh.
Karena Nur adalah kendaraan bagi hati untuk sampai
kehadirantnya. Hati umpama badan dan Roh adalah Nyawa. Roh pula yg terkait dg
Alloh Swt, keterkaitan itu dinamakan As-sirr ( Rahasia ). Roh menjadi nyawa ke
pd Hati dan Sirr menjadi nyawa ke pd Roh atau dp pula dikatakan bahwa hakikat
hati adlh roh dan hakikat roh adlh sirr. Karena sirr adlh hakikat ke pd
sekalian yg maujud. Nur ilahi ( yg diperoleh lewat wasilah mursyid ) menerangi
hati, roh dan sirr. Sehingga dg nur ilahi inilah terbuka tabir hakikat2 ilmu
dan amal.
Orang yg mengambil hakikat dari buku2 atau ucapan orang
lain, bukanlah hakikat yg sebenarnya tetapi hanyalah sangkaan dan khayalan
belaka. Jika ingin mencapai hakikat yg sejati? perlulah mengambil seorang
Mursyid sbg murabbi ( pembimbing ) ruhanimu dan mengambil talqin dzikir sebagai
pembersih hati.Jika sudah menemukan seorang mursyid, serahkan semua hidupmu pd
beliau dan berhidmatlah sepenuh jiwa raga serta mengamalkan dzikir dg istiqomah
sesuai dg petunjuknya.Kemudian bersabarlah niscaya engkau akan dibukakan
rahasia2 ilmu dan amal itu. insya Alloh, melalui beberapa peningkatan dalam
proses mengenal Tuhan. Pada tahap awal terbukalah mata hati dan Nur kalbu
memancar menerangi akalnya.
Seorang mukmin yg akalnya diterangi nur kalbu ia akan merasa
dekat dg Tuhannya. Karena ia melihat dg ilmunya dan mendapat keyakinan yg
dinamakan ILMU YAKIN. sehingga Ilmu berhenti disitu. Pada tahap kedua mata hati
sudah dapat menyaksikan sifat2 Alloh, Ia tidak lagi melihat dg mata ilmu tetapi
memandang dg mata hati. Memandang atau melihat dg mata hati itulah yg dinamakan
KASYAF. Kasyaf melahirkan pengenalan ( makrifat ). Sesorang yg mendapat
keyakinan melalui kasyaf itulah yg dinamakan AINUL YAKIN.
Pada tahap ainul yaqin makrifatnya ghaib dari dirinya
sendiri. Maksud ghaib disini adalah hilang perhatian dan Tahap ketiga adalah
penyaksian yg paling tinggi ialah penyaksian yg hakiki oleh mata hati atau
penyaksian yg haq atau yg sering disebut HAQQUL YAKIN.
Pada tahap ini mata hati sudah tidak lagi melihat kepada
ketiadaan dirinya atau kewujudan dirinya, tetapi Alloh dilihat dalam segala
sesuatu, kegala kejadian, dalam diam dan dalam tutur katanya adalah firman
Alloh atau yg disebut Al-Quranul Adhim.Penyaksian hakiki mata hati melihat-Nya
tanpa dinding penutup antara kita dengan-Nya. Tiada lagi antara Ruang dan waktu
antara kita dengan-Nya Itulah penyaksian seorang mursyid
No comments:
Post a Comment